Langsung ke konten utama

SEJARAH DESA

Pancasila Sebagai Benteng Idiologi Bangsa; Refleksi Hari Kesaktian Pancasila

  Pancasila Sebagai Benteng Ideologi Bangsa: Refleksi Hari Kesaktian Pancasila Pendahuluan Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, terdapat ribuan pulau, berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa. Di tengah keberagaman tersebut, Indonesia membutuhkan sesuatu yang bisa menjadi pengikat dan panduan bagi semua lapisan masyarakat agar tetap bersatu dan hidup harmonis. Pancasila adalah jawaban dari kebutuhan tersebut. Sebagai dasar negara, Pancasila berfungsi tidak hanya sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga sebagai benteng ideologi yang melindungi bangsa Indonesia dari pengaruh ideologi-ideologi yang bertentangan dengan karakter dan kepribadian bangsa. Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai momen penting untuk mengenang peran krusial Pancasila dalam mempertahankan keutuhan negara di tengah berbagai ancaman, terutama ancaman ideologi asing. Refleksi dari Hari Kesak

7 Alasan Candi Borobudur Tidak Masuk 7 Keajaiban Dunia

 7 Alasan Candi Borobudur Tidak Masuk 7 Keajaiban Dunia

Candi Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Lubuk Kedu, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini dibangun pada abad ke-8 dan 9 Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Arsitekturnya yang megah terdiri dari 10 Tingkat yang terbagi menjadi tiga tingkatan utama: dasar berukuran persegi dengan relief panel yang luas, tingkatan menengah berupa teras berundak berbentuk lingkaran, dan tingkatan tertinggi yang melambangkan kesempurnaan, yaitu stupa utama di pusat candi. Candi Borobudur memiliki ukuran tinggi 50 meter dengan lebar 112 meter serta dengan diameter 133 meter, memiliki jumlah relief sebanyak 1460 dan 604 Stupa. 

Candi Borobudur dirancang sebagai simbol perjalanan spiritual manusia menuju pencerahan, yang ditandai dengan naiknya pengunjung dari dasar hingga puncak candi. Pada setiap tingkatan, terdapat relief-relief yang menggambarkan ajaran Buddha, termasuk kehidupan Sang Buddha dan hukum karma.

Tujuan dan Fungsi Candi Borobudur

Candi Borobudur awalnya dibangun sebagai tempat ibadah umat Buddha dan sebagai ziarah spiritual. Setiap tingkatan candi mewakili tahapan dalam ajaran Buddha, dari dunia nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), hingga dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Dengan mendaki setiap tingkatan, peziarah secara simbolis melakukan perjalanan menuju pencerahan.

Selain itu, Candi Borobudur juga berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan budaya pada masanya. Setelah mengalami penurunan selama beberapa abad, candi ini ditemukan kembali oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814 dan kemudian dipulihkan melalui beberapa tahap restorasi.

Hasil Voting Penentuan 7 Situs Sejarah  Keajaiban Dunia

Pada tahun 2007, sebuah lembaga bernama New7Wonders Foundation mengadakan pemungutan suara global untuk menentukan "7 Keajaiban Dunia Baru". Proses ini melibatkan jutaan orang dari seluruh dunia yang memberikan suara secara Online. Dari daftar panjang nominasi yang mencakup berbagai situs warisan dunia, Candi Borobudur termasuk salah satu nominasinya. Namun, setelah penghitungan suara, Candi Borobudur tidak berhasil masuk ke dalam daftar akhir "7 Keajaiban Dunia Baru". Proses untuk penentuan tersebut di mulai sejak tahun 2000 hingga tahun 2007 . 

Berikut adalah daftar resmi "7 Keajaiban Dunia Baru" yang diumumkan pada tahun 2007:

1. Tembok Besar Cina (China)

2. Petra (Yordania)

3. Patung Kristus Penebus (Brasil)

4. Machu Picchu (Peru)

5. Chichen Itza (Meksiko)

6. Colosseum (Italia)

7. Taj Mahal (India)

Alasan Candi Borobudur Tidak Masuk 7 Keajaiban Dunia

Meskipun Candi Borobudur diakui sebagai salah satu karya arsitektur luar biasa, ada beberapa alasan mengapa candi ini tidak berhasil masuk ke dalam daftar "7 Keajaiban Dunia Baru":

1. Kurangnya Kampanye Melalui Media 

Salah satu faktor utama adalah kurangnya kampanye internasional yang terkoordinasi dengan baik untuk menggalang dukungan dan mendapatkan suara dalam voting global. Negara-negara lain yang situsnya terpilih memiliki kampanye masif yang melibatkan promosi besar-besaran di berbagai platform media internasional.

2. Minimnya Kesadaran Global

Meskipun terkenal di Asia Tenggara, kesadaran global tentang Borobudur sebagai simbol budaya dunia mungkin masih kalah dibandingkan dengan situs-situs seperti Colosseum atau Machu Picchu yang lebih sering dikunjungi dan dipromosikan di kalangan wisatawan internasional.

3. Persaingan dengan Situs yang Lebih Populer

Kompetisi untuk masuk dalam daftar 7 Keajaiban Dunia sangat ketat. Borobudur bersaing dengan situs-situs yang memiliki daya tarik dan popularitas internasional yang sangat kuat, seperti Taj Mahal dan Tembok Besar Cina, yang telah lama menjadi ikon global.

4. Sistem Voting yang Berbasis Popularitas

Pemungutan suara untuk "7 Keajaiban Dunia Baru" lebih bersifat popularitas daripada penilaian obyektif terhadap keunggulan arsitektur, sejarah, atau budaya. Situs yang lebih populer di dunia mungkin mendapatkan lebih banyak suara, terlepas dari signifikansi budaya atau sejarah mereka.

5. Keterbatasan Akses Informasi dan Teknologi

Pada tahun 2007, akses internet dan teknologi masih terbatas di banyak wilayah Indonesia, yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Indonesia dalam voting. Hal ini mengurangi peluang Borobudur untuk mendapatkan dukungan suara dari dalam negeri.

6. Usia Candi Borobudur Tergolong Muda

Candi borobudur di bangun pada abad ke-8 sampai abad ke -9 Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Hal ini berbeda dengan situs lainnya yang masuk nominasi rata- rata di bangun sebelum masehi atau lebih tua usia pembangunannya dari pada Candi Borobudur. 

7. Yang Memberikan Hak  Voting Masyarakat Dunia. 

New 7 wonders of Word Poundation , sebuah yayanan dari swiss membuka voting suara untuk masyarakat dunia agar terlibat dalam memberikan suara terkait penilaian situs sejarah yang akan di tetapkan sebagai 7 keajaibsn Dunia. 

Candi Borobudur Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO

Meskipun tidak masuk dalam daftar 7 Keajaiban Dunia Baru, Candi Borobudur memiliki status yang tak kalah penting di kancah internasional. Pada tanggal 13 desember 1991, UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Budaya Dunia. Pengakuan ini didasarkan pada nilai sejarah, arsitektur, dan simbolisme candi yang luar biasa. Sebagai warisan dunia, Candi Borobudur mendapat perlindungan internasional dan menjadi salah satu destinasi wisata budaya utama di Indonesia.

Penetapan ini menunjukkan bahwa Candi Borobudur tetap memiliki tempat yang signifikan dalam sejarah dan budaya global, sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu karya terbesar peradaban manusia.

Candi Borobudur adalah salah satu situs warisan dunia paling penting dengan nilai sejarah dan spiritual yang mendalam. Meskipun tidak berhasil masuk dalam daftar "7 Keajaiban Dunia Baru" akibat berbagai faktor seperti kurangnya kampanye internasional dan persaingan dengan situs yang lebih populer, Borobudur tetap menjadi kebanggaan Indonesia dan dunia. Sebagai situs Warisan Budaya Dunia UNESCO, Borobudur terus menarik wisatawan dan peziarah dari seluruh penjuru dunia, memperkuat perannya sebagai ikon budaya dan spiritual global.



Komentar

Sejarah Desa