Cari Blog Ini
Sebagai Sarana Untuk Menambah Pengetahuan Dasar Dalam Ruang Lingkup pemerintah Desa
SEJARAH DESA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tips Menjaga Harmonisasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Tips Menjaga Harmonisasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Meta Deskripsi: Artikel opini
jurnalistik yang mengulas pentingnya hubungan harmonis antara Kepala Desa,
Sekretaris Desa, para Kasi, dan Kaur serta Kadus dalam menjalankan pemerintahan
desa. Menyajikan tips edukatif untuk membangun sikap saling menghargai,
komunikasi efektif, dan tata kelola desa yang solid tanpa konflik internal
maupun eksternal.
Dalam dinamika penyelenggaraan pemerintahan
desa, hubungan antara pimpinan dan bawahan merupakan pilar utama yang
menentukan kualitas tata kelola, kecepatan pelayanan, dan atmosfer kerja di
lingkungan desa. Keharmonisan di antara Kepala Desa, Sekretaris Desa, para
Kepala Seksi (Kasi), dan Kepala Urusan (Kaur) serta Kepala Dusun ( Kadus ) bukan
hanya persoalan etika organisasi, tetapi juga cerminan profesionalisme dan
kedewasaan dalam memerintah maupun menerima perintah. Struktur desa yang kecil
dan dekat dengan masyarakat membuat setiap ketidakharmonisan cepat terlihat, bahkan
berpotensi menjalar hingga ke lingkungan eksternal apabila tidak dikelola
dengan baik.
1. Pemimpin yang Memerintah dengan Keteladanan, Bawahan yang Bekerja
dengan Loyalitas
Kepala Desa memegang peran sebagai
pemimpin tertinggi di desa, namun sikap kepemimpinan yang efektif bukan
semata-mata tentang mengarahkan atau memberi instruksi. Keteladanan adalah
bahasa kepemimpinan yang paling kuat. Pemimpin yang menunjukkan sikap jujur,
terbuka, tegas, dan mengayomi akan membentuk budaya kerja positif di lingkungan
Sekretariat Desa dan seluruh perangkat.
Di sisi lain, Sekretaris Desa, Kasi,
dan Kaur serta Kadus memiliki peran strategis dalam menggerakkan roda
administrasi dan operasional pemerintahan. Mereka bukan sekadar bawahan,
melainkan mitra kerja yang harus menunjukkan loyalitas, kedisiplinan, dan
kemampuan memahami perintah secara profesional. Loyalitas bukan berarti patuh
tanpa berpikir, tetapi bekerja dengan integritas dan komitmen terhadap tujuan
bersama.
2. Komunikasi yang Terbuka: Kunci Mencegah Konflik Internal
Banyak konflik di desa berawal dari
miskomunikasi, bukan dari niat buruk. Karena itu, penting bagi pimpinan dan
bawahan menjaga komunikasi yang efektif, terbuka, dan saling menghargai.
Beberapa prinsip komunikasi yang
diperlukan:
- Mendengarkan sebelum menilai, khususnya ketika menerima kritik atau laporan.
- Tidak menyimpan masalah, tetapi membahasnya dalam forum internal secara dewasa.
- Mengutamakan fakta, bukan asumsi, sehingga setiap keputusan memiliki dasar yang jelas.
- Menghindari komunikasi emosional, baik sesama perangkat desa maupun kepada masyarakat.
Dengan komunikasi yang sehat,
koordinasi menjadi lebih ringan, keputusan lebih cepat, dan potensi konflik
dapat ditekan sejak dini.
3. Perbedaan Pendapat adalah Kekayaan Perspektif, Bukan Pemicu Perpecahan
Dalam dunia pemerintahan, khususnya di
tingkat desa, perbedaan pendapat sering dianggap sebagai ancaman atau
ketidakpatuhan. Padahal, perbedaan pandangan justru merupakan kekayaan sudut
pandang yang dapat memperkuat hasil keputusan.
Kepala Desa dapat membuka ruang
diskusi sebelum memutuskan kebijakan, sementara Sekretaris Desa dan para
Kasi/Kaur serta Kadus perlu menyampaikan pandangan dengan bahasa yang santun
dan argumentatif. Selama disampaikan dengan profesional, kritik internal
bukanlah alat untuk menjatuhkan, tetapi sarana memperbaiki.
Di sinilah kedewasaan organisasi
diuji: mampu berdebat tanpa bermusuhan, mampu berbeda tanpa berpisah.
4. Sikap Profesional dalam Memberi dan Menerima Perintah
Dalam tata kelola pemerintahan desa,
perintah harus dipahami sebagai bagian dari sistem, bukan hubungan personal.
Kepala Desa berhak memberi arahan, namun hendaknya disampaikan secara jelas,
terukur, dan tidak emosional.
Sebaliknya, bawahan wajib menerima
perintah dengan sikap profesional:
- memahami tugas yang diberikan,
- melaporkan progres secara
berkala,
- berani meminta penjelasan jika
ada yang belum jelas,
- tidak membiarkan asumsi bekerja
sendiri.
Budaya kerja profesional inilah yang
membuat pelayanan publik tidak terganggu dan kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah desa tetap terjaga.
5. Saling Menghargai Demi Tata Kelola Desa yang Semakin Solid
Harmonisasi dalam pemerintahan desa
tidak dapat dibangun hanya dengan aturan, ia tumbuh dari sikap saling
menghargai. Kepala Desa menghargai kinerja perangkatnya, perangkat desa menghargai
posisi dan tanggung jawab pemimpinnya. Inilah yang membentuk soliditas di tubuh
pemerintahan desa.
Sikap saling menghargai dapat
ditunjukkan melalui:
- apresiasi atas kerja baik,
- teguran yang mendidik, bukan
merendahkan,
- tidak membawa masalah pribadi
dalam lingkup pekerjaan,
- bekerja dengan semangat kolektif,
bukan ego sektoral.
Ketika budaya saling menghargai
terbentuk, otomatis desa akan memiliki tim kerja yang kuat, kompak, dan adaptif
terhadap perubahan.
6. Siap Menerima Kritik dan Saran untuk Kemajuan Bersama
Pemerintah desa adalah pelayanan
publik. Karena itu, baik pimpinan maupun bawahan harus siap menerima kritik
dari dalam maupun luar. Response terhadap kritik harus mengedepankan
kedewasaan, bukan defensif.
Kritik yang baik adalah bahan evaluasi,
bukan serangan. Pemerintah desa yang terbuka akan lebih mudah berkembang, lebih
dipercaya masyarakat, dan lebih cepat menemukan solusi atas berbagai tantangan.
Penutup: Harmonisasi adalah Kekuatan Pemerintah Desa
Hubungan antara Kepala Desa,
Sekretaris Desa, para Kasi dan Kaur serta Kadus merupakan fondasi dari
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa. Tidak ada kepemimpinan yang kuat
tanpa tim yang solid, dan tidak ada tim yang solid tanpa komunikasi yang
terbuka, sikap saling menghargai, serta kemampuan menerima kritik.
Ketika perbedaan pendapat dianggap
kekayaan, ketika instruksi dijalankan dengan profesional, ketika pemimpin memberi
teladan dan bawahan bekerja dengan loyalitas, di situlah harmonisasi tercipta.
Dan dari harmonisasi itulah lahir tata kelola desa yang semakin maju, solid,
modern, dan berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sejarah Desa
FUNGSI, TUJUAN PRODESKEL DAN EPDESKEL
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
SEJARAH DESA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Perbedaan Antara Pembinaan Dan Pemberdayaan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PROFIL DESA SRIWIDADI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Dampak Terbitnya Inpres Nomor 17 Tahun 2025 Terhadap Tata Kelola Desa
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Desa Wisata; Pengertian, Tujuan dan Manfaatnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
CONTOH SK PENGELOLA WEBSITE DESA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PROFIL WILAYAH DESA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Tradisi Sedekah Bumi; Pengertian,Tujuan dan Fungsi, Makna Filosofi Serta Harapan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Implementasi Permendesa PDT Nomor 10 Tahun 2025 Tentang Mekanisme Persetujuan Kepala Desa dalam Pembiayaan Koperasi Desa Merah Putih
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar